Penjelasan Lengkap Bab I’rob Ilmu Nahwu (Keterangan dari Kitab Kawakib)
Pengertian I’rob
Secara bahasa, i’rob memiliki beberapa makna,
pertama berarti al-ibanah, yaitu ‘bentuk’ atau ‘bangunan’. Kedua bermakna
tahsin yaitu ‘memperbaiki’. Dan yang ketiga i’rob berarti at-tagyir
yang berarti ‘perubahan’. Dari tiga pengertian tersebut, pengertian terakhirlah
yang masyhur, sehingga dalam kitab matan Jurumiyah disebutkan bahwa i’rob adalah ‘perubahan akhir kata’.
Abdul Bari dalam Al-Kawakib Ad-Durriyah
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan akhir kata adalah kata-kata berbahasa
Arab. Yakni kata-kata yang ‘mutamakkin’ atau bisa berubah secara jenis kata.
As-Sonhaji dalam Kitab Al-Ajrumiyah
mendefinisikan i’rob sebagai perubahan akhir kata yang disebabkan oleh berbeda-bedanya
amil yang memasukinya, baik perubahan itu berlangsung secara lafzi (nampak),
ataupun secara takdiri (tidak nampak).
Macam-macam I'rob
I’rob ini terbagi menjadi empat macam, yaitu:
1. Rofa’ (tanda
aslinya dhommah)
2. Nashob (tanda
aslinya fathah)
3. Khofad (tanda
aslinya kasroh)
4. Jazm (tanda
aslinya sukun)
Dari empat macam i’rob ini ada, i’rob yang khusus masuk isim (kata benda), yaitu: rofa’, nashob, dan khofad. Isim tidak menerima i’rob jazm. Adapun i’rob yang masuk diterima fi’il (kata kerja) yaitu: rofa’, nashob, dan jazm. Fi’il tidak menerima tanda i’rob khofad.
Penjelasan
Untuk memperjelas maksud dari penjelasan ini,
penulis akan menampilkan contohnya dalam tabel yang terpetakan dalam dua kategori,
yaitu lafzhi dan takdiri.
Lafzi |
Takdiri |
||||||||||||||||
|
|
Gambar tabel A (lafzi)
dan B (takdiri)
Pada contoh tabel A, nampak perubahan yang terjadi pada
lafaz ‘محمد’ dan lafaz ‘ينصرُ’ pada lafaz ‘muhammadun’
pertama menggunakan dhommah, pada baris kedua menggunakan fathatain (nashob),
pada baris ketiga menggunakan kasrotain (khofad). Demikian pula pada lafa ‘nashoro’,
bahwa pada lafaz pertama berharokat dhommah, pada baris kedua menggunakan
fathah sedangkan pada baris ketiga menggunakan jazm.
Dari contoh-contoh tersebut, dapat dilihat langsung perubahan
harokatnya. Inilah yang disebut lafzi (nampak). Sementara itu pada tabel B,
lafaz ‘الفتَى’ nampak
terlihat sama meskipun kalimat sebelumnya (amil) yang menghampirinya sama
dengan kata ‘muhammad’ pada tabel B. Demikian pula dengan lafaz ‘yardho’ tidak
mengalami perubahan meskipun dengan amil yang sama dengan yang masuk kepada
lafaz ‘yanshuru’ pada tabel A.
Tabel ini dengan demikian menunjukkan contoh yang jelas
antara i’rob yang perubahannya terlihat, dan i’rob yang perubahannya tidak
terlihat. Semoga bisa dipahami dan memperoleh keberkahan.
Kaidah kaidah besar dalam Bahasa arab kadang membuat kita tak berani berbicara dengan native speaker.
ReplyDeletesyukron artikelnya
Memang Bahasa Arab terkenal memiliki kaidah kebahasaan yang rumit, tetapi itu bukan alasan untuk tidak berani berbicara menggunakannya. Kunci dari penguasaan bahasa adalah mempraktekkannya...
Delete