Apa itu bahasa Arab Ba’idah dan Baqiyah?
Bahasa Arab Ba’idah
Secara bahasa ba’idah artinya ‘jauh’. Disebut ba’idah karena bahasa ini
merupakan jenis bahasa Arab yang sudah memurba (musnah) karena tak
terselamatkan sejarah. Oleh karena itu bahasa ba’idah disebut dengan bahasa
Arab prasasti yang biasa juga disebut arobiyah an-nuqusy, ini karena
informasi tentang bahasa ini hanya diperoleh melalui keterangan tertulis dari
prasasti yang ditemukan. Bahasa Arab Ba’idah yang ditemukan di sebelah utara
Hijaz memiliki 3 dialek yakni Lihyaniyah, Samudiyyah, dan Shafawiyah.
Dialek lihyaniyah merupkan dialek yang dinisbahkan ke suku Lihyan, yang
tinggal di bagian utara daerah hijaz. Usia paling tua prasasti ini adalah abad
kedua atau pertama sebelum masehi, dan yang termuda sekitar abad ke VI Masehi.
Sementara itu, dialek Samudiyah disandarkan kepada suku Samud. Suku ini
diperkirakan mediami antara Hijaz dan Nejed. Prasasti dalam bahasa ini
diperkirakan berasal dari abad ke III dan IV Masehi. Adapun dialek Safawiyah,
prasasti terdapat di daerah safa. Diperkirakan berasal dari abad ke III dan IV
Masehi.
Bahasa Arab Baqiyah
Secara bahasa Baqiyah artinya ‘yang tersisa’. Bahasa Arab baqiyah adalah
bahasa Arab yang masih dipakai oleh bangsa Arab dalam kesustraan, tulisan, dan
karangan. Bahasa ini tumbuh di negara Hijaz dan Nejed, kemudian tersebar ke
seluruh wilayah yang pernah menggunakan bahasa Semit. Dari situlah muncul
dialek-dialek dalam bahasa Arab hingga saat ini.
Bahasa Arab yang dipergunakan oleh orang-orang Arab sekarang atau yang
terdapat dalam Al-Quran dan Hadis mulanya hanya tumbuh di wilayah Nejd dan
Hijaz, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Hal ini dipengaruhi oleh
eksistensi Islam yang seiring waktu berkembang pesat melalui penaklukkan
berbagai wilayah Timur Tengah. Bisa dikatakan eksistensi bahasa Arab ini sangat
dipengaruhi oleh kehadiran Islam yang selanjutnya membuat penutur-penutur
bahasa pada waktu itu memilih bahasa Arab sebagai alat komunikasi mereka.
Post a Comment for " Apa itu bahasa Arab Ba’idah dan Baqiyah?"