Mengenal Konsep SPEAKING, Ijtihad Teoritik Hymes dalam Teori Etnografi Komunikasi
Hymes meringkas poin-poin kajian etnografi komunikasi yang tertuang dalam
satu kata yang bisa diakronimkan dengan SPEAKING. Komponen ini dalam teori Sosiolinguistik
merupakan penyebab terjadinya alih dan campur kode.[1]
Alat
nemonik yaitu SPEAKING yang telah dirumuskan Hymes tersebut dapat digunakan
untuk membantu peneliti etnografi komunikasi menyusun investigasi dalam tindak
tutur dan peristiwa tutur. Meskipun tanpa ada maksud apapun, alat ini menjadi
kontribusinya yang paling signifikan terhadap sosiolinguistik. SPEAKING
termasuk sebagai warisan Hymes yang paling populer. Sejak dulu SPEAKING telah
diterima secara luas dalam etnografi komunikasi dan telah dikembangkan lebih
jauh lagi sebagai masalah penelitian tersendiri oleh pengikut Hymes yaitu Joel
Sherzer dan Regna Darnel.[2]
(S)
: Setting, mencakup waktu,
tempat, aspek fisik dalam situasi seperti penyusunan perabot di dalam kelas;
(P)
: Identitas partisipant,
mencakup penutur, pengirim, pendengar, dan penerima atau karakteristik pribadi
seperti usia, jenis kelamin, status sosial, dan hubungan antara keduanya;
(E)
: End, termasuk tujuan
peristiwa tersebut dan juga tujuan individu dari para partisipan;
(A)
: Act, urutan tentang bagaimana
tindak tutur berlangsung dalam peristiwa tutur dan apa saja topik yang
digunakan;
(K)
: Key, kunci atau nada dan gaya
bahasa pada suatu hal yang dikatakan atau ditulis;
(I)
: Instrumentalities, atau kode
linguistik contohnya bahasa, dialek, ragam, dan saluran (ucapan atau tulisan);
(N)
: Norms, norma atau standar
aturan budaya masyarakat dalam interaksi dan interpretasi;
(G)
: Genre, jenis peristiwa seperti
ceramah, puisi, diskusi dll.
Aspek diatas sangat berguna dalam mengelaborasi masalah riset dalam
penelitian sosiolinguistik terutama dalam mengurai tentang penyebab terjadinya
alih dan campur kode.
Post a Comment for " Mengenal Konsep SPEAKING, Ijtihad Teoritik Hymes dalam Teori Etnografi Komunikasi "