Contoh Penelitian Filologi
TRADISI SASTRA ARAB DI DALAM TRADISI SASTRA MELAYU: KAJIAN FILOLOGI DAN RESEPSI TERHADAP TEKS ARAB QISH-SHAH 'L-MI‘RĀJI 'N-NABĪ KE DALAM TEKS MELAYU HIKAYAT NABI MIKRAJ
Penulis : Miftahul
Huda
Pembimbing: Prof.
Dr. Siti Chamamah Soeratno
ABSTRACT: r
Qishshah 'l-Mi‘ āji 'n-Nabī text is an old Arabic literary works written in
Arabic script (Arabic-Arabic), while Hikayat Nabi Mi’raj (HNM ) text is a
classical Malay literature written in Jawi script (Arabic-Melayu). This study
was aimed to present the Arabic text editing (QMN) to the Malay text (HNM), and
to uncover the form of Arabic text reception (QMN) in Malay text (HNM) as the
form of transformation in terms of language, culture, and literature
conventions. This study employed philology and reception theory. The approach
of philology here would apply the method of determining the editing of basic
script. The editing of basic text was determined by the criteria of the extent
of the story material content so that Arabic manuscript and Malay manuscript
was selected as basic text editing. Then, the writer used reception step to
reveal the form of an Arabic text reception to a Malay text (HNM) as the form
of transformation in terms of language, cultural, and literary conventions.
Transformation related to the convection of language, showing the word choice
transformation, sentence transformation, and spelling transformation. Word
borrowing and transposition was transmission process used to acquire the
parable in terms of language convention. Sentence transformations were sentence
fragment, tenses system, information addition, and substance omission. In
addition, it was also found the grammatical shift in the transformation.
Transformation related to the culture convention was done through the
absorption of cultural words that does not exist in Malay culture. The absence
of equivalent cultural word was since the culture was only owned by local
conditions. In addition, it is also found addition of Baginda word in character
of Muhammad and existence of a particular shift from patrilineal culture to the
matrilineal culture in the transformation. The transformation related to the
literature convention, it is acquired the conclusion that the content of
sintagmatic and paradigmatic text is revealed the same as the original text.
However, there are some words needed to be given a caption or explanatory in
the transformation text for the reader more easily understand the meaning of a
story of transmition.
INTISARI: r Teks
Qishshah 'l-Mi‘ āji 'n-Nabī (QMN) merupakan karya sastra Arab lama yang ditulis
dalam aksara Arab (Arab-Arab), sedangkan teks Hikayat Nabi Mi‘raj (HNM)
merupakan karya sastra Melayu klasik yang ditulis dalam aksara Jawi
(Arab-Melayu). Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan suntingan teks Melayu
HNM atas teks Arab QMN dan mengungkap bentuk resepsi dari segi konvensi bahasa,
budaya, dan sastra. Penelitian ini menerapkan teori filologi dan teori resepsi.
Pendekatan filologis dilakukan melalui metode penentuan naskah dasar suntingan.
Naskah Arab QMN (Ms. 111) dan naskah Melayu HNM (W. 78) adalah naskah dasar
suntingan. Kemudian, langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan pendekatan
resepsi. Transformasi yang berkaitan dengan konvensi bahasa, menunjukkan adanya
transformasi yang berwujud perubahan dalam pilihan padanan kata, kalimat, dan
ejaan. Peminjaman kata merupakan proses transmisi yang digunakan untuk
memperoleh padanan dari segi konvensi bahasa. Transformasi kalimat berupa
pemenggalan kalimat, sistem kala, penambahan informasi dan pengurangan unsur.
Di samping itu, ditemukan pula pergeseran gramatikal dalam transformasinya
tersebut. Transformasi yang berkaitan dengan konvensi budaya dilakukan melalui
penyerapan kata-kata kultural yang tidak ada dalam budaya Melayu. Tidak adanya
kata-kata kultural yang sepadan itu disebabkan oleh budaya itu hanya dimiliki
oleh kondisi setempat. Di samping itu, ditemukan pula penambahan kata Baginda
pada tokoh Muhammad dan adanya pergeseran budaya patrilinear menjadi
matrilinear dalam transformasinya tersebut. Adapun transformasi yang berkaitan
dengan konvensi sastra, diperoleh simpulan bahwa dalam isi teks hubungan
sintagmatik dan paradigmatik diungkapkan dengan memberikan keterangan atau
penjelas di dalam teks transformasinya agar makna cerita lebih mudah dipahami
oleh pembaca.
Kata kunci naskah, teks Arab QMN, teks Melayu
HNM, suntingan teks, dan transformasi
Program Studi S2 Agama dan Lintas Budaya UGM
No Inventaris 3404-H-2012
Deskripsi xxi, 269 p., bibl., ills., 29 cm.
Bahasa Indonesia
Jenis Tesis
Penerbit [Yogyakarta] : Universitas Gadjah
Mada, 2013
Lokasi Perpustakaan Pusat UGM
__________________________________________________________________________________
SERAT BAYAN BUDIMAN
SUNTINGAN TEKS DAN TERJEMAHAN
Penulis :Rahmat
Pembimbing: Prof.
Dr. Sangidu, M.Hum
ABSTRACT : Sêrat
Bayan Budiman is one of the manuscripts in Javenese tradition. The story of
Bayan Budiman comes from the Sukasaptati tradition story in India (Yock Fang,
1975:170) which then expand till Persia. The Bayan Budiman story in the
tradition in Persia called Tutinameh. The element in the Bayan Budiman story
which not relates to the tradition in Persia thrown away and changed with the
Islamic elements. After that the Bayan Budiman story from Persia expands till
Nusantara and then adapt in the certain area language. The Bayan Budiman story
arrives in Java, at least in two version stories (Behrend, 1990:226). By that
information shows there are another version. Besides that, no one who make an
inventory for the Bayan Budiman story in Javanese tradition. Because of that
the objective of ths research is to do the inventory, description, and
comparison to other manuscripts. Then this research shown the editing and the
translation from a manuscripts which known as the supreme manuscripts and has
wide subject matter. The research applied têmbang macapat approach because of
material object in this research is Sêrat Bayan Budiman text present in the
têmbang macapat. In order that, text of SBB can be read and understood, so
provide needs knowledge and comprehension têmbang macapat. In terms of
convention têmbang macapat distinguished by the : Rahmat : S2 Sastra :
Universitas Widya Dharma (Klaten) : Prof. Dr. Sangidu, M.Hum. : Januari 2010
INTISARI : Sêrat
Bayan Budiman adalah salah satu judul naskah dalam tradisi Jawa. Cerita Bayan
Budiman berasal dari cerita Sukasaptati tradisi India (Liaw Yock Fang,
1975:170) yang kemudian berkembang sampai ke Persia. Bayan Budiman dalam
tradisi Persia disebut dengan Tutinameh, unsur-unsur yang tidak sesuai kemudian
dibuang dan diganti dengan unsur Islami. Barulah cerita Bayan Budiman dari
Persia tersebut menyebar ke Nusantara dan disadur sesuai dengan bahasa daerah
setempat. Adapun cerita Bayan Budiman yang sampai di Jawa sedikitnya hadir
dalam dua versi (Behrend, 1990:226). Dari keterangan tersebut menunjukkan masih
ada kiranya versi yang lain, selain itu teks Bayan Budiman tradisi Jawa belum
ada yang menginventarisasikan. Oleh bebab itu, tujuan penelitian ini adalah
melakukan inventarisasi, deskripsi, serta perbandingan terhadap sejumlah
naskah. Selanjutnya, menyajikan suntingan dan terjemahan dari sebuah naskah
yang dipandang unggul serta memiliki materi teks yang luas. Pendekatan têmbang
macapat digunakan dalam penelitian ini sehubungan dengan objek material, yaitu
teks SBB yang disajikan dalam bentuk têmbang macapat. Untuk itu, agar teks SBB
dapat dibaca dan dipahami, maka diperlukan bekal pengetahuan dan pemahaman
terhadap têmbang macapat. Adapun konvensi yang terdapat di dalam têmbang
macapat ada tiga, yaitu guru gatra atau ‘jumlah baris tiap barisnya’, guru :
Rahmat : S2 Sastra : Universitas Widya Dharma (Klaten) : Prof. Dr. Sangidu,
M.Hum. : Januari 2010
Kata kunci Teks Serat Bayan
Budiman,Filologi,Suntingan teks,Terjemahan,Tembang macapat
Program Studi S2 Ilmu Sastra UGM
No Inventaris c.1 (3921-H-2009)
Deskripsi xiii, 225 p., bibl., ills., 29 cm
Bahasa Indonesia
Jenis Tesis
Penerbit [Yogyakarta] : Universitas Gadjah
Mada, 2009
Lokasi Perpustakaan Pusat UGM
Post a Comment for "Contoh Penelitian Filologi "