Contoh Pendekatan Tafsir Orientalis
Sebagaimana yang
dipaparkan di muka, pendekatan kaum orientalis dalam memahami al-Quran banyak
menerpakan metode-metode kontemporer yang cendrung memaksakan tradisi ilmiah
mereka dalam pengkajiannya. Misalnya saja dalam penafsiran ayat al-Quran surat
an-Nisa’ ayat 157
“dan karena
ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra
Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi
mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah Isa.”
Menurut kaum
orientalis sejatinya data tentang bahwa isa tidak disalib bukanlah hal yang
otentik dan murni pemikiran Muhammad, tetapi pemahaman tersebut sudah ada jauh
sebelum islam hadir yakni bisa dilacak pada sekte-sekte docetik kuno.
Kesimpulan terkahir mereka bahwa al-Quran sejatinya adalah konfirmasi dan
interpretasi terhadap sejarah bible. Menurut mereka, al-Quran hanya kumpulan
dongeng, cerita buatan, dan cerita-cerita yang salah dipahami.[1]
Berdasarkan
model penafsiran di atas, dapat dilihat bahwa dalam pendekatan pengkajian
al-Quran, kaum orientalis menggunakan pendekatan historis yang bertujuan
mengklarifikasi ontentisitas al-Quran. Tentunya apa yang dipaparkan dalam
penafsiran itu merupakan proses intelektual yang bermotif ideologis politis
yang mana tujuan hal itu dalam rangka menggoyahkan otentisitas al-Quran sebagai
kitab suci.
[1] Fauzan Zenrif. Tafsir Fenomenologis Kritis; Interrelasi Fungsional
Antara Teks Dan Realitas. (Malang: UIN Malang Press, 2011) hlm. 63
Post a Comment for " Contoh Pendekatan Tafsir Orientalis"