Pengantar Ilmu Balagoh (Terjemah dari Kitab Taisirul Balaghah Ahmad Al-Qolasy)
Daftar Isi
Balaghah secara
bahasa berarti al-wushul wal al-intiha’ “sampai dan selesai”. Seorang pembicara
yang lemah dalam menyampaikan pernyataan dengan mengulang-ulang sebuah tuturan
untuk meberikan pengaruh yang keras terhadap pendegar, maka hal tersebut tidak
termasuk ucapan yang balig.
Pengertian Kalimat Baligh
Kalimat yang balig
adalah kalimat yang fasih, kuat secara makna, mengandung unsur seni, memberikan
pengaruh yang memuaskan terhadap lawan bicara.
Apabila anda mengajak
kepada kebaikan atau maslahat, maka engkau membaca firman Allah: “Engkau
memberikan maaf, hal itu lebih dekat dengan ketakwaan” (al-Baqarah: 237). dan
firman Allah pula: “dan kemaslahatan itu baik.” (An-Nisa: 128). Ketika anda
bisa melakukan hal itu maka anda adalah seorang hakim yang balig
(tuturannya baik). Adapun jika anda membaca ayat: “Dan di dalam hukum qishosh
itu ada kehidupan bagi kalian” (Al-Baqarah: 179), maka engkau belum menjadi
seorang yang balig, karena engkau belum memahami situasi objek yang diajak
berbicara.
Apabila seorang profesor
berkata kepada istrinya yang awam: ناوليني المزبر
من القمطر “berikan aku debu dari hujan”
yang bermaksud bahwa sang profesor menginginkan untuk diambilkan pena dari
dalam tas, maka pernyataan tersebut belum termasuk kalimat yang balig meskipun
secara tuturan fasih. Hal itu karena dia tidak memahami tingkatan atau
kemampuan istrinya (dalam memahami bahasa).
Dapat dikatakan Ilmu Balaghoh merupakan ilmu yang menyesuaikan takaran
tuturan baik dengan konteks, lawan bicara, maupun gaya bahasa.
Tiga Bagian Ilmu Balagah
Ilmu Ma'any
Pengertian Ilmu
Ma’any adalah ilmu untuk mengetahui apakah suatu tuturan sesuai dengan konteks
tuturan atau tidak. Misalnya, keadaan lawan bicara yang pintar cukup dengan
pernyataan yang ringkas, sementara keadaan lawan bicara yang kurang pintar menuntut
penjelasan yang lebih panjang. Sebagaimana dikatakan: “Berbicara dengan orang
pandai cukup dengan isyarat tertentu (kode), dan dengan yang lainnya dibutuhkan
nada yang tinggi.”
Telah berkata
Al-Kindi kepada Almubarrad: “Sesungguhnya aku menjumpai dalam bahasa Arab itu hasywan
(kesia-siaan)” maka Almubarrad mengatakan: “mana itu?” Alkindi menjawab: saya
mendapatkan orang-orang Arab itu mengatakan: “عبد الله قائم “,
kemudian mereka mengatakan: “إن عبد الله قائم” , kemudian
mereka juga mengatakan: “"إن
عبد الله لقائم. lihatlah banyak sekali pernyataannya padahal maknanya satu.
Maka dijawab oleh Almubarrad: Oh jangan salah, justru maknanya juga banyak itu!
Makna pertama
adalah: mengabarkan tentang keadaan berdiri, yang kedua adalah jawab dari orang
yang bertanya tentang posisi Abdullah dari contoh itu, dan yang ketiga adalah
jawaban yang menolak orang yang tidak percaya perihal kabar “Abdullah berdiri”.
Dengan alasan ini maka berbeda-bedanya lafaz menunjukkan kepada berbeda-bedanya
makna. Mendengar jawaban Almubarrad, Alkindi kemudian terdiam.
Maka apabila
kita menginginkan suatu tuturan sampai dengan maknanya yang asli (yang kita
maksud), maka kita meringkas atau menyederhanakan ungkapan ketika berbicara
dengan orang pintar dan kita akan memperpanjang (mengurai lebih jauh) suatu
tuturan jika berbicara dengan orang yang kurang pintar. Ketika kita sudah bisa
melakukan itu, maka kita sudah menguasai Ilmu Ma’any.
Bisa
dianalogikan bahwa Ilmu Ma’any itu seperti seorang tukang jahit yang melihat
ukuran tubuh seseorang yang akan mengenakan pakaian itu dulu sebelum menjahit
pakaiannya, kemudian dari ukuran tersebut dia memotong dan menjahit pakaian
menurut ukurannya. Demikian pula dalam hal arsitektur, seorang arsitek harus
mengukur dan menggambar dulu model suatu bangunan sebelum mengeksekusinya.
Karena alasan itulah Ilmu Ma’any didahulukan pembahasannya dibandingkan dengan
dua cabang Ilmu Balaghoh lainnya.
Ilmu Bayan
Pengertian Ilmu
Bayan adalah ilmu yang membahas tentang bentuk lafaz dari sisi penjelasannya untuk
makna-makna yang dikehendaki. Apakah itu berbentuk shigot haqiqotul
mujarrodah (kalimat utuh), tasbih, majaz, atau kinayah.
Sebagaimana kita melihat bentuk jahitan maka kita tau jenisnya apakah itu baju,
jubah, jaket atau mantel.
Ilmu Badi'
Pengertian Ilmu
Badi’ adalah ilmu yang membahas tentang suatu tuturan yang merujuk kepada
bentuk tahsinul lafzi (keindahan lafaz), dan tazyin-nya
(hiasannya), seperti kita meletakkan kancing baju, bunga, motif untuk menghiasi
suatu pakaian pengantin setelah sempurna jahitannya. Juga seperti kita mengecat
tembok setelah sempurna suatu bangunan dibentuk. Oleh karena itu Ilmu Badi’ dibahas
paling akhir.
Post a Comment for "Pengantar Ilmu Balagoh (Terjemah dari Kitab Taisirul Balaghah Ahmad Al-Qolasy)"